loading...

Wednesday, February 3, 2016

5 Hal yang Memengaruhi Kamu di Minimarket

Kali ini Fenomena Harimu akan memaparkan hal unik berkaitan dengan hal yang memengaruhimu saat berada di minimarket. Hal ini mereka lakukan agar dapat meningkatkan penjualan mereka. Mereka berusaha memengaruhimu untuk membeli lebih banyak dan berkunjung lebih sering. Sadarkah pengaruh yang mereka hadirkan untukmu?

Hampir setiap orang pernah berkunjung ke minimarket, apalagi saat ini minimarket sudah "bertebaran" dimana-mana. Untuk sebuah sistem yang sangat besar, mereka memilki alasan yang kuat untuk merancang sebuah tempat perbelanjaan.

Sebelum membaca tulisan ini lebih jauh, coba perhatikan gambar dibawah ini.
Layout minimarket umum


Based on my experience dan didukung dengan pendapat ahli, inilah 5 Hal yang mempengaruhi kamu di minimarket. (Keep Enjoy :))

#1 Minuman dingin selalu jauh dari kasir


Hampir semua minimarket yang pernah saya kunjungi, menempatkan tempat pendingin minumannya selalu jauh dari kasir. Pernahkah kamu menyadari mengapa alf*mart, ind*mart, yo*art, dan sejenisnya menempatkan mesin pendingin minuman selalu jauh dari kasir?

Seorang psikolog dari University of Southern California mengatakan “Pelanggan terkadang bertindak seperti makhluk yang hanya mengandalkan kebiasaan, secara otomatis mengulang perilaku masa lalunya tanpa peduli tujuan masa kini.” Fenomena ini sering terjadi saat kita berencana membeli 1 produk dan keluar membawa 2 produk.

Saat akan membeli minuman dingin di minimarket. Biasanya pelanggan akan melewati barisan-barisan makanan kecil lainnya. Sambil berjalan, pelanggan diperlihatkan dengan kemasan, harga, roti, ice cream, mie instant, snack, wafer, biskuit, dan produk-produk lain.

Setelah sampai pada tempat minuman dingin, mereka melihat seluruh produk dalam lemari pendingin tersebut kemudian memilih. Terkadang pilihan mereka terbentuk saat produk tersebut sedang populer di media. Ingat ketika masa populernya susu bantal, minuman elektrolit, bulir jeruk, teh ujung daun dan minuman ion? Kepopuleran mereka di media membuat kita ingin merasakan rasa serta sensasi dari produk tersebut.

Ketika mereka selesai memilih, beberapa dari mereka tidak langsung menuju kasir. Melainkan mengambil jalan memutar. Mereka melewati jalan yang berbeda dengan maksud melihat-lihat produk lain yang tersedia pada minimarket tersebut.

Minimarket merancang tempat seperti itu dengan maksud membawa pelanggan untuk berkeliling. Setidaknya pelanggan tidak hanya melihat minuman pendingin, tapi juga produk lainnya. Inilah yang menyebabkan perubahan tujuan kita membeli, kita berencana membeli 1 dan keluar membawa 2 barang atau bahkan lebih banyak.

#2 Manisan makanan selalu dekat dengan kasir


Kasir  adalah  tempat  melakukan  transaksi /  pembayaran  yang  menjadi  akhir  dari sebuah  transaksi  jual  beli  antara  konsumen  dan produsen  sehingga  menghasilkan kepuasan pada masing-masing pihak. Karena hal tersebut membutuhkan proses, dan setiap proses membutuhkan waktu, maka menunggu menjadi tidak mungkin terelakkan.

Ditempat kasir, minimarket atau supermarket menerapkan cara untuk meningkatkan penjualan mereka. Bagaiman hal tersebut bekerja terhadap kita? Bagaimana mereka mengatur tempat kasir?

Mungkin beberapa dari kita hanya menyadari maksud dan tujuan pemilik market menempatkan produk "manisan" disana karena memanfaatkan ruang kosong. Namun tanpa alasan yang jelas dan pasti, hampir tidak mungkin mereka melakukan sesuatu tanpa alasan. Beberapa cara dilakukan oleh pemilik supermarket atau minimarket untuk meningkatkan  penjualannya. Salah satunya dengan cara menjajakan makanan- makanan kecil, r*kok, permen, coklat, wafer dll.


Secara psikologis ketika seseorang menunggu sesuatu, orang tersebut akan menyibukkan diri dengan kegiatan- kegiatan yang kecil seperti melirik kesana dan kemari atau bermain HP. Ketika di tempat kasir, biasanya kita akan melihat- lihat barang dagangan yang dijajakan sembari menunggu harga total yang harus dibayar hingga memasukkannya ke dalam kantong plastik.

Pandangan pertama, produk tersebut akan di identifikasi oleh otak. Pandangan kedua, menyesuaikan kebutuhan dengan tubuh. Ketiga, timbul hasrat ingin membeli karena sesuai. Dan ketika punya uang lebih, kemungkinan lebih tinggi produk tersebut terbeli oleh kita. Sehingga yang tadinya uang kita diniatkan untuk membeli "satu barang," kemudian kita keluar dengan "2 barang."

#3 Pintu masuk selalu berada di sisi kanan


Coba perhatikan minimarket di daerahmu! Apakah pintu masuknya lebih cenderung ke kanan atau ke kiri? Hanya sebagian kecil minimarket yang menempatkan pintu masuknya berada disebelah kiri, biasanya minimarket yang menggunakan sisi kiri sebagai tempat pintu masuk ialah minimarket yang memiliki sistem kecil atau kurang populer.

Sekarang coba bayangkan saat kamu berkendara. Tiba-tiba kamu lapar dan berusaha mencari warung. Saat sedang asyik melaju, kemudian tiba-tiba kamu melihat sebuah warung berada disisi kiri jalan. Karena kepalang tanggung dengan kecepatan kendaraan. Akhirnya kamu tetap melaju kendaraanmu dengan asumsi di "depan" masih ada warung. (ketahuilah, kami para pengendara sangat tidak menyukai memutar balik)

Minimarket mengantisipasi kejadian tersebut. Sehingga mereka memasang "plang" yang besar dan tinggi sebagai tanda bahwa "kami berada disini." Kemudian karena pengendara lebih cenderung memberhentikan kendaraannya dekat pintu masuk. Sehingga sisi kanan pintu memudahkan pengendara berhenti dengan nyaman.

Bayangkan jika pintu masuk berada disisi kiri. Untuk memarkirkan kendaraan dekat pintu, pengendara harus berbelok tajam atau sedikit memutar. Dan jika tidak menginginkan belokan tajam atau sedikit memutar maka pengendara harus memarkirkan kendaraannya lebih jauh dari pintu masuk. Ini berarti pengendara harus berjalan sedikit lebih jauh menuju pintu masuk.

#4 Pintu masuk selalu dekat dengan kasir


Merasa diterima merupakan bagian dari emosi happiness sehingga membuat orang lain merasa senang dan ketagihan. Kemudian menyebabkan kecenderungan melakukan hal yang sama agar mendapatkan efek yang sama. Dan penerimaan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh pelaku minimarket melalui staffnya. Oleh  karena itu, saat membuka pintu masuk kita akan mendengar "Selamat datang di alf@m*rt, selamat berbelanja." (and what we feel is "thank you having me")

Pelanggan harus dibuat terkesan dengan pelayanan yang ramah, baik, rapih yang inti semuanya adalah pelanggan harus merasa nyaman dan harus dibuat kembali lagi suatu saat nanti. Kita akan merasa diangkat, beberapa diantara kita sungkan untuk membalas ucapan selamat datang mereka, dan beberapa diantara kita tidak memerdulikan hal tersebut. 2 Detik pertama saat membuka "pintu masuk" sangat berpengaruh terhadap tingkah laku pelanggan. (first impression)

Sayangnya beberapa warung kecil sangat jarang menerapkan hal semacam ini. Pembeli tidak "diangkat", beberapa tidak disambut, bahkan ketika bertanya malah dimarahi. "Pembeli adalah raja (begitulah kata orang banyak)," beberapa diantara kita mengetahui hal tersebut namun hanya sekedar mengetahui. Mereka mengeluh karena pelanggan yang sedikit dan mereka mengklaim bahwa mereka telah "melakukan semua hal" untuk meningkatkan penjualan. (but, actually it's not enough)

#5 Harga unik pada produk


Pernah menemukan harga "nanggung" di supermarket atau minimarket? Sampo Rp. 12.990, Syrup jeruk Rp. 14.680, dan gula Rp. 8.860. Mungkin beberapa diantara kita bertanya-tanya mengapa harga tersebut tidak dibulatkan menjadi Sampo Rp. 13.000, Syrup jeruk Rp. 14.700, dan gula Rp. 8.900? Saya sendiri tidak terlalu paham mengenai penentuan harga barang jual. Namun yang menarik adalah bagaimana pengaruh harga tersebut terhadap pembeli.

Saat itu saya menemani ibu saya pergi berbelanja disebuah supermarket. Kemanapun ibu saya pergi, saya harus mengikutinya karena saya yang membawa keranjang belanja. Kemudia beliau berhenti disalah satu barisan produk gula, beliau membandingkan harga tersebut cukup lama. Hingga akhirnya kemudian beliau bertanya kepada saya.

Beliau: "Jang, berapa harganya ini?" (Sambil menunjukkan gula)
Saya: (Karena harga gula tersebut Rp. 8.860, kemudian saya gunakan pembulatan keatas menjadi Rp. 9.000) "Rp. 9.000 mah"
Kemudian beliau melihat kembali harganya dan mengatakan "Rp. 8.000 jang." Dan akhirnya membeli gula tersebut.

Kemudian kami berkeliling lagi dan menemukan baju anak, beliau bertanya lagi kepada saya.
Beliau: "Bagus yang kuning atau yang merah jang?"
Saya: "yang merah kayanya mah"
Beliau: "Berapa yang merah disitu?"
Saya: "(harga baju tersebut Rp. 20.940, kemudian saya lakukan pembulatan keatas menjadi Rp. 21.000.) Rp. 21.000 mah"
Kemudian beliau melihat kembali harganya dan mengatakan "20 jang."

Saat itu saya sangat penasaran. "Apakah ini tujuan harga unik pada produk?" Kemudian kami kembali berjalan dan menemukan beberapa biskuit.
Beliau: "yang mana jang biskuitnya?"
Saya: "kalau buat dirumah, yang ini aja mah."
beliau melihat harga biskuit tersebut, (Harga biskuit yang tertera adalah Rp. 6.670) dan kemudian mengatakan "Rp. 7.000 ya jang."

Saya terkejut, bingung, dan makin penasaran. Mengapa harga biskuit Rp. 6.670 dapat dibulatkan keatas menjadi Rp. 7.000 sedangkan harga baju dan gula dibulatkan kebawah. Ini adalah fenomena penulis yang sampai sekarang masih belum terpecahkan.

Sebelum mengakhiri tulisan ini


Sebagian besar isi dari tulisan ini adalah buah pemikiran penulis yang mengandalkan penjelasan sebab akibat serta didukung oleh teori ahli. FH berusaha memaparkan penjelasan yang masuk akal mengupas berbagai fenomena disekitar kita dan berusaha mendekati benar. Oleh karena itu,beritahu kami jika kamu memiliki saran, kritik, atau pendapat lain. Agar tulisan ini dapat terus berkembang dan lebih bermanfaat untuk sesama terutama pedagang kecil. Dan untuk lebih mengetahui pengaruh yang ada disekeliling mu, kami sarankan untuk meninjau pengaruh 3 warna primer dan sekunder terhadap seseorang.

Penulis sangat bersyukur jika post ini bermanfaat. Jika dirasa bermanfaat dan menarik, sebarkan kepada orang-orang yang kamu cintai untuk terus belajar memahami hidup lebih baik.

Postingan ini tidak bermaksud untuk merugikan salah satu pihak, hanya bermaksud memberikan informasi. Semoga dapat bermanfaat :-)

Referensi:

Duhigg, Charless. 2006. “The Power of Habit”. Duke University


Penulis FH RijalPenulis Konten: Rijal
"Anak teknik yang juga belajar psikologi, suka hal yang berkaitan dengan komputer, dan mungkin gw ambivert."

4 komentar

Penginapan Lembang delete

Menarik mas bisa detail seperti itu ijin share ya mas bila diizinkan villa murah di lembang untuk libran http://www.jagatkelana.com terima kasih semoga sukses selalu

Balas August 3, 2016 at 12:56 AM
Fenomena Harimu delete

Semoga bermanfaat, dan semoga sukses juga untuk bisnisnya.

Balas August 7, 2016 at 9:27 PM
Adi Rak Minimarket delete

Dispaly sangat berpengaruh kepada kebiasaan belanja mas, tujuanya memang meningkatkan jumlah belanja. Sebagai masukan di bagian snack itu agak maju sedkit dibelakangnya nantinya produk2 basic. terima kasih

Balas February 12, 2017 at 9:13 PM
Fenomena Harimu delete

Wah terimakasih banyak infonya :)

Balas February 13, 2017 at 3:15 PM