loading...

Saturday, October 8, 2016

Fenomena (Stumbling on Happiness) Tersandung Kebahagiaan

"Entah mengapa aku merasa yakin. kami tertawa bersama, menjelajahi riungan kota yang tak kupedulikan karena canda tawa kami."

"Mungkin malah kami riungan kota itu, tapi aku tak peduli."

"Melintasi mencapai destinasi yang kami inginkan, ditempat itu - dimanapun kami menghabiskan waktu. "

"Dengan bagian hidupnya - dua orang yang membesarkannya, akupun memberanikan diri untuk bertemu dengan mereka - orang tuanya."

"Sebuah isyarat lampu hijau, aku diterima menjadi bagian keluarganya. Bersamanya aku bahagia - ku yakin - sangat yakin."

"Itu yang aku kira namun nyatanya tidak demikian. "

"Aku tak menyangka akan jadi seperti ini. Aku kira aku dapat membuatnya bahagia, aku kira aku merasa nyaman dekatnya dan ku kira aku membuatnya merasa aman. "

"telah kami lewati hari,  kami membicarakan masa depan kami - tunggu! masa depan? Ah' Aku lupa kami bukan pemilik masa depan. "

"Ini tidak seperti yang kami harapkan. Mungkin lebih tepatnya tidak seperti yang ku harapkan. "

"Pupus sudah ingin ku bersamanya, semua kebahagiaan itu memang hanya untuk saat itu. Bukan untuk saat ini atau kedepan. "

"Bahagia itu, angan-angan itu mengalihkan seluruh perhatianku. Aku tidak memerhatikan sekelilingku hingga aku tersandung - terjatuh."

Fenomena Harimu, tersandung kebahagiaan. 

Umur 20'an berganti tema diskusi. Yang sebelumnya "akan sekolah dimana nanti? bagaimana PR mu? Atau bagaimana nilai rapor mu?" Berganti menjadi "kapan kamu nikah? Bagaimana pekerjaanmu?" sesuai dengan aturan sosial yang kamu tempati.

Fenomena Harimu, kali ini akan memaparkan mengapa banyak orang yang memiliki angan-angan jauh namun terasa "dikhianati" oleh angannya sendiri. 
Stumbling
Image: Stumbling [pixabay]

Reaksi manusia yang berlebihan


Kita sebagai manusia cenderung menafsirkan masa depan secara berlebihan. Jika bahagia sedang menyelimuti, terasa hidup berjalan lancar seterusnya. begitu juga sebaliknya, jika sedang dirundung masalah dan duka, Mungkin dialah yang paling sengsara hidupnya. Apalagi melihat teman-temannya di sosial media dan membandingkan mereka dengan dirinya (hadeeh malah makin murung.)

Banyak yang bilang bahwa kehidupan itu berputar, kadang diatas dan kadang ada masanya dibawah. Walapun demikian adanya, tanpa masalah maka kita tidak akan bisa merasa bahagia. Untuk mencapai rasa bahagia, kamu harus merasa sakit, atau lebih tepatnya sesuatu yang kamu korbankan.

Bukan hal asing lagi bahwa salah satu cara yang dapat ditempuh untuk membuat orang bahagia adalah membuat mereka menderita, lalu menghilangkan penderitaan itu. mereka akan bahagia paling tidak untuk sementara waktu
- Barry Gorden dan Lisa Berger (Buku memori inteligen)

Kami yakin kebanyakan dari kamu tidak sependapat dengan pernyataan diatas. Cobalah membaca sampai selesai, kemudian berikan tanggapanmu :)

Fenomena (stumbling on happiness) tersandung kebahagiaan pernah diteliti oleh Dan Gilbert seorang psikolog Harvard yang dituang idenya dalam bukunya "stumbling on happiness."

Yang kita peroleh darinya adalah reaksi orang cenderung berlebihan terhadap apa yang mereka pikir dan yang akan mereka peroleh entah itu hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam satu hidupnya. 

Saat kamu menemukan ide bisnis, kamu mulai mengangan jauh kedepan dan serasa sukses hanya tinggal selangkah. Padahal hanya sebatas ide dan menjalaninya pun baru beberapa minggu. Atau saat kamu sudah merasa mengusahakan segala apapun agar satu atap dengan pasanganmu, kemudian diakhir cerita dia bersama orang lain. Akan kah kamu berpikir "your life is end"?

Pendekatan teknis antisipasi tersandung


Kita tegaskan sekali lagi, manusia cenderung berlebihan atas reaksinya yang diperoleh "saat ini" untuk masa depannya.  

Untuk mengantisipasi hal ini, melalui pendekatan teknis. Dan Gilbert membagi dua jenis kebahagiaan. Kebahagiaan alami dan sintesis. 

  • Kebahagiaan alami.
    Kebahagiaan ini seperti saat kamu memenangkan kompetisi, atau diberi hadiah oleh kedua orang tuamu. Kebahagiaan alami lebih jauh dapat kamu temukan di tulisan kami "ciri dan 8 perasaan yang termasuk emosi kebahagiaan." (Check it out ;)
     
  • Kebahagiaan sintesis.
    Inti kebahagiaan ini adalah kebahagiaan yang dibuat dengan sendirinya walaupun dalam situasi yang kebanyakan orang sulit untuk merasa bahagia.

    Bayangkan kamu menunggu seseorang disebuah stasiun. Kamu menunggu temanmu berpuluh-puluh menit lamanya, dan sudah diluar waktu jemput yang telah disepakati. Apa yang kamu rasakan?

    Menunggu berkaitan dengan "stress" artinya seseorang akan mudah merasa stress jika berada dalam kondisi menunggu. Namun, Kebahagiaan sintesis menginspirasi kita agar tetap mendapatkan kebahagiaan walaupun berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan bagi kebanyakan orang.

    Mungkin ini kesempatan kamu untuk berbicara dengan orang-orang yang sama menunggu. Mendapatkan informasi baru, atau berkesempatan memeriksa media sosialmu. Atau menikmati kuliner terbaik ditempat itu.

Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.
- QZ. An-Nahl: 83

Bahagia itu persolan sudut pandang kamu menilai apa yang sedang terjadi pada kamu. (it is about your perspective)

Bahagia membutuhkan masalah


Tanpa ada hitam maka tidak ada putih, dan dari masalah biasanya kesedihan kita peroleh, stress atau bahkan perasaan tertantang.

Feeling vs time
Image: feeling vs time
Bersama kesulitan ada kemudahan. Hidup itu berputar, ada masanya diatas, ada masanya dibawah. Setiap musibah atau masalah memiliki hikmah. "so, why you so sad?" Jika kamu mendapati masalah, setidaknya bersabarlah karena mungkin esok hari akan cerah :)

Jika kamu sedang berbahagia, cobalah selalu sadari rasa syukur walaupun kita sering melupakan itu. Dan kemudian bersiaplah kembali ditempa (:p)

Referensi:
al-Qarni, Aidh. La Tahzan. 2016. Jakarta: Qisthi Press. >>Dapatkan bukunya
Gorden, Barry, M.D., Ph.D., dan Lisa Berger. Memori Inteligen. 2006. Jakarta: Esensi erlangga group >>Dapatkan bukunya

Penulis FH Rijal
Penulis konten: Rijal
"Anak teknik yang juga belajar psikologi, suka hal yang berkaitan dengan komputer, dan seorang ambivert."