loading...

Sunday, May 8, 2016

5 Cara Tepat Memuji Orang Lain Secara Aman

Memuji seseorang yang kita kagumi merupakan hal yang "wajar" selama tidak berlebihan. Coba ingat kembali dalam kehidupanmu. Apakah kamu merasa teman-temanmu sering memujimu? apa yang kamu rasakan ketika kamu di puji?

Tulisan ini dilatarbelakangi oleh masa lalu penulis yang mulai menyadari bahwa memuji itu dapat merusak seseorang yang dipuji.

Islam mengajarkan bahwa jika seseorang yang memuji temannya secara berlebihan, sesungguhnya dia telah menghancurkan tulang belakangnya. Dan berujung pada riset psikologi yang mengatakan bahwa seorang yang perfeksionis memiliki kecenderungan bunuh diri 51%.

“Celaka engkau, engkau telah memotong leher temanmu (berulang kali beliau mengucapkan perkataan itu). Jika salah seorang di antara kalian terpaksa/harus memuji, maka ucapkanlah, ”’Saya kira si fulan demikian kondisinya.” -Jika dia menganggapnya demikian-. Adapun yang mengetahui kondisi sebenarnya adalah Allah dan  janganlah mensucikan seorang di hadapan Allah.”

(Shahih): [Bukhari: 52-Kitab Asy Syahadat, 16-Bab Idza Dzakaro Rojulun Rojulan]


Perlu diingat, kami tidak mengatakan bahwa memuji itu dilarang. Hanya saja memuji secara berlebihan merupakan hal yang tidak dibenarkan. Oleh karena itu, Fenomena Harimu mencoba memaparkan menurut pandangan kami yang didukung oleh ilmu pengetahuan yaitu bagaimana cara kita memuji orang lain agar tidak berdampak merusak orang tersebut.

Mungkin terdengar cukup menggelikan saat mendengar judul ini, "mengapa memuji seseorang perlu tips? apakah sebegitu ribet-kah memuji?" karena kami juga memandang bahwa memuji dapat membahayakan, oleh karena itulah diperlukannya tips sebagai pengaman.

Berikut cara memuji orang lain secara aman:

Memuji
Image: Praise [pixabay]

#1 Jangan libatkan masa depan dalam memuji seseorang


1. "wah kamu hebat sekali, saya yakin kamu bakalan sukses dan tidak ada yang bisa mengalahkan kamu."
2. "wajahmu ganteng banget, wajah seganteng kamu nggk mungkin dapet istri yang jelek."
3. "gilee, kamu cerdas banget, udah nggk aneh lah kalo kamu kerja di perusahaan besar."

Tiga point diatas terdengar seperti motivasi. Namun jika kita tinjau dampaknya lebih lanjut, hal tersebut cukup membahayakan orang yang dipuji.

Jika tidak sesuai dengan ekspektasi orang lain, 'yang telah dipuji' merasa malu, kehilangan semangat serta tidak berani menampakkan diri pada masyarakat. Dia merasa bahwa dirinya telah gagal, dia tidak bisa berdiri tegap seolah olah tulang belakangnya telah hancur. Dia hanya duduk dan mengasingkan diri.

Kegagalannya terbentuk dari persepsi dirinya yang menanggapi perkataan orang yang memuji dirinya.
Kita mengetahui bahwa hidup tidak semulus rencana kita, apalagi pendapat orang lain.

Jika kita mengatakan hal tersebut dapat menjadi motivasi untuk orang lain, sekarang perhatikan definisi dari motivasi itu sendiri.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.


Melihat definisi diatas, kami menebalkan kata proses yang berarti bukan hasil apalagi iming-iming hasil. Kemudian intensitas yang berarti ukuran atau keadaan tingkatan, arah yang berarti petunjuk atau dampingan, dan ketekunan yang berarti usaha.

Secara tidak langsung kamu memberikan pengaruh untuk menetapkan standar pencapaiannya yang lebih tinggi. Standar yang lebih tinggi itu kemajuan yang berarti lebih baik. Namun, standar itu ditetapkan oleh kita [pemuji] kepada teman kita. Standar itu tidak ditetapkan oleh dirinya sendiri.

Kuncinya, "orang lebih menyukai preferensi yang disukai masyarakat" (inilah yang disebut trend)

Jika orang lain menyukai kita karena kita melakukan hal ini itu, ada kecenderungan kita-pun menyukai apa yang kita lakukan. Walaupun sebelumnya kita tidak menyukai hal tersebut.


#2 Memujilah dengan sifat yang mendukung, bukan melabelkan


1. "Kerja kamu memuaskan, sebaiknya kamu terus meningkatkan kemampuan kamu."
2. "Wow, kecepatan larimu bertambah, sebaiknya kamu memertahankan hal ini atau sebisa mungkin tingkatkan lagi kecepatan larimu."
3. "Nilaimu sangat bagus, bagaimana kalau kamu ikut perlombaan cerdas cermat. Itu dapat meningkatkan pengalaman dan pengetahuan kamu"

Ini termasuk motivasi, tidak ada pelabelan seperti "kamu pelari tercepat, terteladan, atau terpintar". Pernyataan pertama menginspirasikan usaha, pernyataan kedua menginspirasikan intensitas, dan pernyataan ketiga menginspirasikan arahan yang dapat membuatnya berkembang.

Salah satu pelabelan atau judgment adalah assuming inflexibility.

Kata "Pasti, tidak pernah, mana mungkin, ..." merupkan sedikit contoh dari assuming inflexibility. Kunci dari hal ini adalah asumsi yang pasti. Padahal pernyataannya hanyalah asumsi namun mutlak sehingga seolah-olah apa yang dikatakannya adalah hukum layaknya ketentuan.

1. "Kamu luar biasa, saya yakin pasti kamu tidak akan kalah."
2. "Kamu orang yang baik, pasti jika semua orang seperti kamu, dunia akan damai."
3. "Mana mungkin orang terpintar seperti kamu tidak lulus tes wawancara besok"

Mungkin tanggapan yang baik untuk orang yang dipuji adalah dengan mengatakan "semoga, aamiin."

Orang juga bertindak sesuai dengan penilaian masyarakat. Jika masyarakat menilainya sebagai orang yang baik, maka dia akan mencoba menjaga dirinya tetap baik. Namun jika masyarakat menilainya sebagai orang yang bertingkah laku buruk, maka dia sulit untuk berubah menjadi baik. [Beberapa orang seperti itu]

Karena orang lain menilainya berdasarkan asumsi mereka. Dan asumsi tersebut di patenkan/ dimutlakkan oleh si penerima.

#3 Jangan terlalu sering memujinya bersama orang lain disekitarnya


Hal itu membuat seseorang menjadi merasa terangkat diantara lainnya, membuatnya tinggi hati dan menjadikannya sulit mengakui jika suatu hari temannya lebih baik daripada dirinya.

Namun akan berbeda jika seseorang mencoba mengangkat orang lain dari kondisi depresi. Seperti halnya seorang guru yang mencoba mengangkat salah satu murid yang dianggap teman-teman dikelasnya paling bodoh.

Seorang murid yang depresi karena telah merasa gagal, kemudian diangkat oleh gurunya.

Sang guru mengatakan bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap orang adalah unik dan setiap orang adalah ahli di ranahnya masing-masing.

Kemudian sang guru memuji kelebihan yang dimiliki pada murid tersebut yang selama ini belum pernah diketahui oleh si murid. Murid itu termotivasi, terinspirasi, dan akhirnya mengembangkan potensi yang diinspirasikan oleh gurunya.

Ingat, Hanya untuk orang yang benar-benar butuh inspirasi dan motivasi.

#4 Memuji dengan diikuti harapan yang baik


1. "Mobilmu bagus sekali! mahal ya harganya? semoga mobil ini bisa membawa berkah bagi pemiliknya"

Setiap kata yang dilontarkan selalu menginspirasi orang lain untuk berpikir seirama dengan kata yang telah dilontarkan tadi. Artinya pemuji menginspirasi pemilik mobil bahwa barang yang telah dibelinya dapat menjadi ladang pahala.

2. "Kamu sangat cerdas, semoga kecerdasanmu dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat."
3. "Wangi banget, semoga aromanya dapat membangkitkan semangat orang-orang disekeliling kamu."

Kata apapun yang dilontarkan selalu menginspirasi. Secara sadar kita bisa mengarahkan pembicaraan, namun sayangnya beberapa dari kita berbicara tanpa memertimbangkan dampak kedepan untuk orang lain yang juga untuk diri sendiri dan hal tersebut kita lakukan secara tidak sadar.

#5 Perhatikan apa yang  meningkat pada dirinya ketika kamu memuji. 


Jika kamu memuji, "mobilmu bagus, harganya pasti mahal". Kemudian perhatikan tanggapan apa yang dilontarkan.

1. "Ini pemberian Allah, ini semua karena Allah."
2. "Iya, bagi saya harganya tidak seberapa, keluaran terbaru ini cuma diproduksi 100 unit di dunia. Paling di Indonesia ada 1,2 atau 3 orang yang punya mobil ini."
3. "Wah, nggk juga mungkin anda terlalu berlebihan"

Tentunya setiap orang menanggapi bermacam-macam walaupun pertanyaan, situasi dan kondisinya sama. Berhentilah memuji jika tanggapannya dirasa dapat merusak dirinya, Jika tidak, berusahalah untuk menginspirasinya seperti pada point 4.

Kesimpulan 


Memuji secara berlebihan dapat membuat "perasaan" seseorang ingin kembali dipuji. Ada kecenderungan dia kembali melakukan hal tersebut. Semakin sering orang dipuji, maka dia akan mencoba memertahankan eksistensinya.

Orang menjadi perfeksionis atas bidangnya. Jika suatu saat dia jatuh (diluar harapan pemuji), orang itu memiliki kemungkinan depresi karena standar yang ditetapkannya berdasarkan pengaruh orang lain tidak tercapai.

Berhati-hati dalam memuji, oleh karena itulah fenomena harimu menyimpulkan 5 tips yaitu, memujilah dengan dibarengi harapan yang baik dan mendukung potensinya, serta tidak melabelkan, berkata seolah seperti peramal handal (assuming inflexibility), perhatikan orang lain dan tanggapan si penerima pujian.


Apa yang dikatakan orang lain adalah pencerminan dari mereka. BUKAN DIRIMU
DevRange - Psychology & Human Development

Referensi:
Rakhmat, Jalaludin. 1999. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Bandung >>Dapatkan bukunya

Tuasikai, Muhammad Abduh. 2011. Bahaya memuji orang lain dan gila pujian. Rumaysho diakses: 4 mei 2016
Communication Quotient
Wikipedia. Motivasi. wikipedia. diakses: 4 mei 2016 

Penulis FH Rijal
Penulis konten: Rijal
"Anak teknik yang juga belajar psikologi, suka hal yang berkaitan dengan komputer, dan seorang ambivert."