loading...

Thursday, February 18, 2016

Biarkan Dirimu Memulai Sesuatu

Pernah merasa ingin melakukan banyak hal? Kemudian mulai merasa bingung karena tak tahu harus memulainya darimana? "Bagian tersulit dari suatu pekerjaan adalah memulainya." begitulah pernyataan yang banyak orang katakan. FH melalui tulisan ini mencoba memaparkan mengapa kamu harus membiarkan dirimu memulai sesuatu.

startup
Image: Startup [pixabay]
Tulisan ini saya pindahkan dari blog pertama saya RijalSeventh dengan judul "otak kita tidak menginginkan usaha yang lebih," untuk saya hadirkan di Fenomena Harimu dengan judul "Biarkan Dirimu Memulai Sesuatu." Dengan beberapa pengembangan content sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik untuk pembaca. (the best service for you)

Cara kerja otak membuat pola aktifitas


Saat pertama kali belajar mengemudi motor, apa yang kamu rasakan? Kamu harus fokus terhadap jalan, kemudi, sensitifitas tarikan motor, memikirkan waktu yang tepat untuk berpindah gigi, dan memerhatikan kaca spion. Hal tersebut terdengar sangat melelahkan

Mungkin untuk pertama kalinya berkendara, bisa saja kita menghabiskan waktu selama hampir 30 menit untuk 2 kali belokan yang dekat. Dan ketika berhasil, tangan kita berkeringat, lengan pegal, dan jidat meninggalkan bekas kerutan akibat sangat fokus.

Ketika otak kita mempelajari hal yang baru, otak membutuhkan usaha yang lebih sehingga menghabiskan waktu lebih lama.

Cara terbaik mengatasi masalah tersebut adalah tetap melakukannya. Latihan membantu otak membuat pola aktifitas kita. Semakin sering otak melakukan aktifitas yang sama, maka pola yang terbentuk akan semakin jelas. Sehingga mengendarai motorpun bisa menghabiskan waktu 1 menit untuk 4 kali belokan yang dekat. Bahkan lebih dari itu, bisa jadi pengendara hanya mengikuti "kemauan tangan, dan kakinya" saja.

Pernah mendengar seorang dosen atau seorang guru mengatakan:

“Saya tau karakter kalian dengan melihat kalian seperti ini” (tanpa memiliki alasan yang kuat mengapa dia bisa mengatakan seperti itu, yang jelas “saya tau karena pengalaman saya.” walaupun tidak didukung oleh bukti yang kuat).

Pengajar tersebut telah lama berkecimpung didunianya sehingga otak membuat pola yang jelas, dan biasanya dia sudah tua, seorang ahli, atau professor. Ingin jadi “ahli”? More productive!

Otak sebagai investasi terbaik masa depan


Bayangkan 2 orang penebang pohon yaitu Arief dan Alex. Mereka berdua meminjam kapak dari tetangga sebelah rumahnya masing-masing. Sebelum berangkat Arief mengasah kembali kapaknya sedangkan Alex tidak mengasah kapaknya.

Kemudian diwaktu yang sama mereka mulai menebang pohon, dengan sekuat tenaga Alex menebang pohon dan beberapa saat kemudian pohon yang ditebang Arief tumbang lebih dulu.

Mungkin kita sering mendengar kisah ini, tapi disini penulis mencoba melihatnya dari sisi usaha yang mereka keluarkan saat menebang pohon dan bagaimana keterkaitan dengan usaha otak. Coba perhatikan gambar dibawah ini.

Investasi otak
Pada kolom investasi adalah hasil dari proses belajar, belajar memasak, belajar memahami program, belajar memahami manusia, dan belajar apapun. Buat hari-harimu berkualitas dengan mempelajari apapun yang kamu suka dan bermanfaat. Jika suatu saat kita menghadapi permasalahan yang sedikit berbeda, maka kita tidak perlu mengerutkan jidat dan menghabiskan waktu yang lama.

Otak kita tidak menginginkan usaha yang berlebih ketika bekerja. Namun jika otak kita tidak dibuat bekerja maka akan menimbulkan kebodohan, tidak bergairah dan stress yang dapat menyebabkan kematian lebih cepat kepada penggunanya.

Salah satu kisah inspiratif dari kegiatan blogwalking yang dilakukan penulis yaitu datang dari bapak Joe Hartono. Beliau memaparkan kisahnya tentang investasi ilmu dalam tulisannya yang berjudul Investasi Terbaik di Dunia.

Jadikan hari-harimu lebih produktif,
Kita hidup dalam dunia yang mengandaikan bahwa mutu sebuah keputusan berbanding urus dengan waktu dan usaha yang kita kerahkan untuk melahirkannya.
-Malcolm Gladwell

Lakukan aktifitas termudah sebagai awal bergerak


Punya ide? "Bismillah" dahulu, kemudian gerak! Singkatnya seperti itu. Namun tidak semudah itu  karena begitu banyak variable yang mengganggu dalam bergerak. Berdiri, kemudian perhatikan sekelilingmu, benda apa yang mendukung kamu untuk menggerakkan ide. Apakah itu kertas dan pena sebagai penuang ide, laptop atau handphone sebagai referensi informasi, atau temanmu sebagai pendengar ide-ide kamu?

Hal ini berkaitan dengan motivasi seseorang untuk bergerak, dan beberapa ilmuwan meyakini bahwa salah satu motivasi bergerak adalah bagian dari kemampuan otot. Artinya kita akan kehilangan motivasi jika kondisi tubuh kita dalam keadaan lemas, letih, lesu, lunglai dan lemah. Selain itu, ada 4 pertimbangan secara umum yang membuat orang lain bergerak. Fenomena Harimu memaparkannya dalam Rintangan dalam mengejar mimpi: Logika dalam memilih.

Kebanyakan dari kita selalu melihat reward yang diperoleh ketika melakukan sesuatu. Sehingga yang muncul dalam benak pikiran adalah "kerja apa yang bisa ngasilin duit banyak?" Aturan hidup untuk mendapatkan "uang" adalah dibutuhkan. Agar orang lain membutuhkan dirimu maka kamu harus berkualitas tinggi. Namun berkualitas tinggi saja tidak cukup, orang lain harus tahu kualitas yang ada pada dirimu, hal yang kamu miliki (material atau non material) dan pengalaman apa yang pernah kamu lalui.

Ilmu akan mengangkat derajat manusia, namun ilmu tidak akan mengangkatmu jika tidak diaplikasikan dan diamalkan. Terapkan ilmu yang kamu miliki dan amalkan.

Demikian, 3 hal yang sebaiknya kamu ketahui untuk membiarkan dirimu memulai sesuatu. Biarkan otak bekerja lebih keras diawal untuk memberikan kemudahan pada dirimu setelahnya. Kemudahan tersebut adalah buah dari investasi yang kamu tanamkan pada otakmu dan oleh karena itu mulailah dari aktifitas termudah. Mencapai 1000 km selalu diawali langkah pertama yang kecil. Start NOW!

“You may delay, but time will not.”
- Benjamin Franklin

Referensi:
Duhigg, Charless. 2006. “The Power of Habit”. Duke University


Penulis FH Rijal
Penulis konten: Rijal
"Anak teknik yang juga belajar psikologi, suka hal yang berkaitan dengan komputer, dan seorang ambivert."

2 komentar

Agustina Purwantini delete

naahhh iya, justru untuk memulai itu yang kuraskan puaalinggg susahh...klo sudah mulai sih kadangkala susah berhentii

Balas January 9, 2017 at 12:25 AM
Fenomena Harimu delete

Ohh jadi sulit untuk memulai ya mbak? Terimakasih sudut pandang barunya mbak, suatu hari akan kami bahas hal teesebut. Hehe

Balas January 9, 2017 at 5:49 AM